(Germany-Singapore-Indonesia) PPDS.Germany@gmail.com

Blog Details

Pengalaman Tinggal Di Kota Kecil Di Jerman

Akhirnya selesai juga salah satu ujian penting untuk bisa bekerja dan menjalani residensi di Jerman. Bagaimana perasaannya setelah selesai ujian Kenntnisprüfung? lega? terharu? Kalau dulu saya merasa lelah dan ingin segera pulang untuk tidur. Selain itu, besoknya saya sudah kembali bekerja lagi di Rumah Sakit. Pada masa persiapan ujian Kenntnisprüfung, saya masih berstatus Assistenzärztin di sebuah Rumah Sakit di Brandenburg.

Kota tempat saya tinggal untuk pekerjaan pertama saya cukup kecil, hanya mempunyai penduduk sekitar 11.000 orang. Apakah saya menyesal memulai karir di Rumah Sakit kecil? Jawabannya tidak.

Menurut saya, pekerjaan pertama sungguh menentukan karir selanjutnya. Bila kita berada di lingkungan nyaman yang membuat kita berkembang, kita jadi tidak ragu untuk melanjutkan karir tersebut. Sayangnya ada beberapa teman kita yang mungkin berada di Rumah Sakit yang kurang tepat sehingga bercerita pada saya tentang stress nya di pekerjaan, suasana kerja yang tertekan dan kurang ramahnya orang-orang di Jerman. Hal tersebut sampai membuat tidak mau lanjut lagi berkarir di Jerman.

Saya cukup bersyukur dengan bekerja dan tinggal di kota kecil sebagai awal karir saya bekerja sebagai dokter di Jerman. Saya mempunyai keuntungan seperti:

– Harga sewa rumah yang murah sehingga bisa menabung

– Relatif lebih aman (saya terkadang lupa untuk gembok sepeda kalau mau belanja)

– Untuk urusan birokrasi seperti mendaftar kependudukan, janji dengan Ausländerbehörde lebih cepat dan mudah karena penduduknya juga sedikit

– Berlatih mandiri dalam menjalankan tugas-tugas di Rumah Sakit

– Bisa kenal hampir semua orang/pekerja di Rumah sakit.

– Pasien dan keluarga pasien lebih ramah dan sabar

Namun ada juga kesulitan yang saya dapat tingal di kota kecil seperti:

– Transportasi yang terbatas dan cukup sulit, apalagi kalau tidak punya kendaraan pribadi. Di kota kecil biasanya hanya mempunyai bus yang datang mungkin 30 menit sampai satu jam sekali. Untuk mencapai bandara diperlukan waktu yang cukup lama.

– Kurangnya fasilitas seperti restoran, tempat belanja dan tempat olahraga. Saya ingat apabila mau belanja bahan makanan Asia, antara kirim dengan pos atau belanja dulu ke Berlin

– Jarang bisa ketemu orang Indonesia. Bisa bayangkan ga, kalau dari pagi sampai sore berbicara bahasa Jerman. Adakalanya kita rindu sekali bicara bahasa Indonesia tanpa kesulitan bepikir apakah gramatik saya benar, apakah artikel saya benar saat bicara. Lagi-lagi saya cukup beruntung karena ada orang Indonesia yang berkerja di Departemen lain. Selain itu ada beberapa Azubi dari Indonesia yang sedang menjalani pendidikan di sebuah Restoran.

  • Related Tags:

Leave a comment

id_IDIndonesian