(Germany-Singapore-Indonesia) PPDS.Germany@gmail.com

Blog Details

Seluk Beluk Bekerja jadi Assistenarzt atau Residen di Jerman

Pengalaman yang kamu bagikan sangat menarik, dan memang memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana dunia medis di Jerman bekerja, terutama bagi yang ingin berkarir sebagai Assistenarzt atau residen. Perbedaan antara sistem pendidikan medis di Jerman dan Indonesia sangat terasa, terutama dalam hal jam kerja, libur, dan struktur pendidikan.

Jam Kerja dan Libur:

Arbeit und Urlaub; Sumber: Personalpraxis24

Di Jerman, jam kerja residen memang lebih manusiawi dibandingkan di negara lain. Tidak ada yang memaksa kita untuk bekerja berlebihan, dan banyak residen yang bisa mengajukan cuti atau libur setelah setahun bekerja. Sistem ini jelas memberikan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Jam kerja di negara lain yang panjang dan hampir tidak ada cuti memang menjadi masalah besar, terutama bagi banyak residen yang terpaksa bekerja lebih lama tanpa ada waktu untuk diri sendiri.

Namun, meskipun ada fleksibilitas dalam jam kerja, kenyataannya, seperti yang kamu sebutkan, Überstunden atau lembur tetap menjadi hal yang biasa. Tugas administratif seperti mengurus surat medis atau konsultasi dengan pasien memang sering memakan waktu lebih lama, yang bisa membuat para residen terjebak bekerja lebih dari jam yang dijadwalkan. Namun, ini tampaknya lebih terstruktur dan tidak akan menjadi beban yang terus menerus.

Perbedaan Kemampuan dan Ambisi:

TTE; Sumber: Oneida Health

Hal menarik lainnya yang kamu bagikan adalah tentang bagaimana di Jerman, pendidikan kedokteran atau spesialisasi tidak terikat pada kurikulum ketat, melainkan lebih berdasarkan kemampuan dan ambisi individu. Ini memberi kebebasan bagi residen untuk berkembang sesuai dengan minat dan kecepatan mereka. Seseorang yang memiliki ambisi besar bisa langsung terlibat dalam berbagai tugas yang lebih kompleks, seperti Echokardiographie atau bekerja di Intensivstation, sementara yang lain mungkin lebih fokus pada aspek lain terlebih dahulu.

Dengan adanya kebebasan untuk menentukan jalur belajar masing-masing, ini bisa menjadi kelebihan dan tantangan tersendiri. Di satu sisi, residen dapat memilih spesialisasi atau pengalaman sesuai minat, namun di sisi lain, hal ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan dalam keterampilan dan pengalaman antara sesama residen. Tidak adanya kurikulum yang baku memungkinkan adanya kesenjangan dalam pelatihan, tergantung pada seberapa cepat seseorang ingin berkembang.

Secara keseluruhan, sistem di Jerman menawarkan fleksibilitas dan kesempatan yang luas untuk berkembang, namun juga menuntut inisiatif dan ambisi pribadi. Ini sangat berbeda dengan sistem yang lebih terstruktur di Indonesia, yang meskipun lebih ketat, bisa memberikan pengalaman lebih cepat dalam berbagai aspek klinik karena adanya kewajiban untuk mengikuti kurikulum yang lebih rigid.

Pendidikan kedokteran di Jerman memang sangat menarik dan penuh peluang bagi mereka yang ingin berkarir di dunia medis, tapi seperti yang kamu katakan, tetap ada tantangan tersendiri, terutama terkait dengan jam kerja lembur dan perbedaan dalam perkembangan kemampuan masing-masing residen.

 

  • Related Tags:

Leave a comment

id_IDIndonesian